Sejarah SMP Negeri 6 Metro

Senin, 21 Oktober 2013

SMP Negeri 6 Metro pada awalnya merupakan sekolah filial dari SMP Negeri 2 Metro  tahun 1986, yang kemudian menjadi sekolah difinitif pada tahun 1988. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan masyarakat wilayah kecamatan  Metro Utara Kota Metro.

Secara geografis SMP Negeri 6 Metro terletak di perbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah. Kondisi seperti ini merupakan peluang bagi siswa lulusan SD untuk berkopetensi masuk menjadi siswa SMP Negeri 6 Metro.

Secara demografis, mata pencaharian orang tua/wali siswa sangat heterogen diantaranya berprofesi sebagai pegawai/pejabat pemerintah (PNS), pegawai swasta, wirausahawan, petani, pedagang, buruh, tukang becak, dan buruh kasar lainnya.
                               
Hal ini berimplikasi pada tingkat penghasilan yang membawa keberagaman tingkat sosial ekonomi mereka.

Keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut berdampak pada mendukung orang tua terhadap program-program sekolah, apalagi pemerintah daerah adanya pendidikan gratis. Sementara itu pemerintah daerah belum merespon adanya anggaran pendidikan 20% dari APBN maupun APBD I dan APBD II, sehingga banyak sekolah yang tidak dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

Pada tahun 2008 SMP Negeri 6 Metro terverifikasi menjadi penyelenggara Rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Nasional Nomor : 1393/C3/DS/2008, tanggal 09 September 2008, hal ini memberikan motivasi dan semangat baru bagi seluruh warga sekolah untuk lebih giat lagi dalam upaya meningkatkan mutu, inovasi pembelajaran, dan prestasi sekolah.
Sejak menjadi penyelengara SSN, SMP Negeri 6 Metro melaksanakan penekanan program kegiatan sekolah yang mengacu pada pemenuhan delapan standar sebagai mana diamanahkan oleh Peraturan Pemerinth Nomor  :  19  Tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan (SNP), baik standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana prasarana, pembiayaan, hingga standar penilaian.

0 komentar:

Posting Komentar